17.2.13

5 Peristiwa Paling Sulit Bagi Umat Manusia di Dunia

           Ada banyak peristiwa yang kita alami terkadang sangat mengejutkan, menghadapi situasi yang paling sulit dalam mengambil keputusan. Seperti kisah-kisah dari mereka yang mengejutkan sekaligus mengagumkan untuk kita ketahui. Mereka yang memiliki mental yang kuat lebih mampu mengatasi masa-masa berat dalam hidupnya dan mereka dapat menghadapi tragedi dengan lebih baik. Ada beberapa kisah heroik yang menjadi inspirasi banyak orang untuk bertahan hidup, serta kejadian tragis dan menyedihkan dari apa yang mungkin mereka alami. Berikut uniknya.com menghimpun 5 peristiwa dengan situasi yang paling sulit di dunia:

1. Simon Yates dan Joe Simpson (Terjebak di Pegunungan Andes)
           “Apakah kami berdua akan membeku sampai mati di gunung, atau apakah saya harus memotong talinya? Terjebak dalam jurang dengan kaki yang patah, apakah saya akan tinggal dan menunggu bantuan, atau merangkak lebih dalam ke jurang?” itulah sebuah keputusan sulit yang dialami Simon Yates dan temannya Joe Simpson pada tahun 1985 dalam pendakian pertama mereka pada sebuah Gunung Siula Grande di Cordillera Huayhuash, Peru Andes dengan ketinggian 6.344 m (20.813 kaki) yang penuh tantangan.
           Ketika mereka mendaki gunung tersebut selama hujan badai, Joe tidak bisa melihat Simon yang berada di bawah dan tidak yakin seberapa tinggi ia dari tanah. Ia tahu bahwa jika ia tidak memotong tali yang menghubungkan mereka, keduanya akan terjebak di gunung itu dan mati membeku. Merupakan situasi yang sangat sulit bagi mereka, ia mengambil keputusan yang mengubah hidupnya dengan memotong tali pengikat.
             Lalu Joe Simpson akhirnya jatuh ke dalam jurang namun ia selamat. Joe mengalami patah kaki dan menyadari memanjat dari jurang tersebut merupakan hal yang mustahil dilakukan. Sebaliknya, ia merangkak lebih dalam ke jurang berharap bahwa ia akan menemukan jalan keluar dari gunung tersebut. Ajaibnya, ia akhirnya selamat keluar dari sana, dan mampu kembali ke perkemahan mereka.




2. Aron Ralston (Memotong sendiri lengan yang terjebak)          Aron Ralston, seperti biasa melakukan pendakian rutinnya di hari Sabtu seorang diri. Ralston berada 150 meter di atas puncak dinding vertikal Bluejohn Canyon. Dia melakukan manuvernya untuk mencapai bagian atas sebuah batu besar yang terselip di antara dinding ngarai sempit. Ketika ia mulai turun di sisi yang berlawanan, batu seberat 800-pound (kurang lebih 362 kg) itu tiba-tiba bergeser, menjepit lengan kanannya dan terjebak.
        Saat terjebak dengan tangan yang terhimpit batu, ia memiliki beberapa pilihan yang sulit antara menunggu seseorang yang muncul untuk menyelamatkannya atau membebaskan dirinya sendiri. Kematian adalah kemungkinan yang terakhir tapi Ralston tidak ingin mempertimbangkannya. Situasi menjadi lebih sulit karena minimnya persediaan makanan dan menyisakan sedikit minuman untuk bertahan hidup. Menyadari tidak ada orang yang akan menyelamatkannya, akhirnya ia membuat keputusan untuk mengamputasi lengan kanannya menggunakan pisau multi fungsinya. Ini pasti menyakitkan karena ia harus memotong melalui jaringan, urat saraf, lalu tulangnya.
        Aron Ralston memiliki semangat luar biasa untuk hidup, ia tidak pernah menyerah dan akhirnya ia selamat. Kisah Ralston sendiri sudah diangkat ke layar lebar dengan judul “127 Hours” dengan pemerannya James Franco.



3. Tami Ashcraft (Dihantam badai)           Berlayar dengan perairan terbuka tersesat dan tidak di ketahui, itulah peristiwa yang dialami oleh Tami Ashcraft dan pasangannya untuk menjual perahu layarnya Hazana ke San Diego. Namun bencana yang tidak terduga menimpa mereka, Badai Raymond, yang menakutkan membawa Tami tersesat di perairan lepas selama 41 hari hingga mencapai daratan 1500 mil jauhnya, setelah tunangannya tersapu ke laut.
            Mereka tiba-tiba terjebak dan merupakan mimpi buruk bagi pelaut lainnya. Gelombang tinggi mencapai 50 kaki mengarah Tami yang tidak menyadarinya. Selama 27 jam kemudian ia terbangun terluka parah dan bingung, melihat sebuah pelahu layar miliknya tenggelam. Ia mengerti posisinya, lalu memperbaiki tiang perahu dan berlayar dengan pasokan makanan dan minuman yang terbatas. Radio pemanggil pun hilang, sehingga mustahil baginya untuk mengirim sinyal mayday. Selama 41 hari ia mengikuti nalurinya untuk bertahan dan akhirnya ia menemukan Hilo Harbour dan diselamatkan dengan keadaannya yang memprihatinkan namun selamat.



4. Yossi Ghinsberg (Tersesat di Hutan Amazon) 
           Yossi Ghinsberg adalah salah satu dari dua korban yang selamat dari empat kelompok yang kisahnya diceritakan kembali dalam Escape from Amazon. Yossi Ghinsberg sedang melakukan perjalanan menyulusuri sungai Amazon dengan kelompok yang benar-benar tidak siap untuk melakukan perjalanan, dan mereka hilang. Empat dari mereka terjebak pada situasi yang sulit. Hal yang terburuk yang mereka lakukan adalah berpisah.
           Yossi dan temannya Kevin dipisahkan, Yossi mendapatkan pengalaman yang lebih buruk karena sekarang ia tidak diketahui keberadaannya dan berjuang di belantara hutan Amazon sendirian. Beruntung temannya Kevin menemukan beberapa penduduk setempat yang akhirnya menemukan Yossi dan membawanya kembali. Memerlukan waktu 19 hari untuk menemukan Yossi, sehingga butuh waktu yang panjang baginya untuk survive, dengan kondisi yang mengerikan. Namun pasangan lainnya (Marcus dan Karl) tidak lagi ditemukan, seolah-olah Amazon telah menelan mereka.



5. Pesawat Uruguay Force Flight di Andes (Kanibalisme)
            Inilah peristiwa dengan situasi yang paling sulit, karena kasus kanibalisme paling terkenal dalam sejarah, terjadi di pegunungan Chili, Andes perbatasan Argentina Chilli pada musim dingin tahun 1972. Peristiwa ini bermula dengan jatuhnya pesawat carteran Uruguay Air Force Flight 571 yang membawa 45 orang penumpang, termasuk di dalamnya tim rugby dan keluarganya. Dari kecelakaan itu, 29 penumpang berhasil selamat, namun medan yang berat membuat satu demi satu korban berjatuhan. Praktis yang tersisa hanya 16 orang.
             Bayangkan, berada di ketinggian 3.600 meter di atas permukaan laut pada saat musim dingin sedang hebat-hebatnya. Para korban ini, hanya memakai pakaian seadanya, tidak ada makanan, siapapun tak bisa berpikir normal. Bagaimana caranya bertahan hidup, survive itulah satu-satunya yang ada dalam pikiran mereka. Dan, satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan memakan teman-teman mereka yang telah tewas. Ini bukan keputusan mudah, bahkan terlalu sulit untuk bertahan hidup.
            Biasanya, dalam keadaan terjepit seperti itu, orang baru mengerti betapa berharganya sebuah kehidupan. Dan mereka berjuang untuk mempertahankannya, apapun caranya. Setelah mereka sendiri berjuang mencari bantuan, karena operasi penyelamatan telah dihentikan jauh-jauh hari. Pemerintah setempat sudah menganggap mereka sebagai korban hilang yang tak ditemukan, sampai akhirnya para korban itu datang sendiri melaporkan lokasi mereka pada 23 Desember 1972. Luar biasa! (**)